Pada perjalanan ini saya akan mengajak kalian pada tulisan ini untuk menuju suatu tempat wisata benama pantai Jetis, yang berada di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Mendengar namanya saja terkesan mistis ya. Entahlah mungkin perasaan saya saja.
Biaya tiket masuknya cukup terjangkau. Pada hari-hari libur besar biasanya di depan pintu masuk macet parah. Saya sarankan untuk membuat persiapan dulu.
"sampahh"
Bukan bukan.. Bukan pantainya yang seperti sampah. Tapi coba lihat lebih serius. Banyak sampah! Setidaknya itulah kesan pertama kali saat saya datang ke sini lagi setelah sekian lama.
Pantai Jetis ini sebetulnya cukup indah. Terdapat susunan batu pemecah ombak yang menjorok ke arah samudera Hindia. Posisinya sebagai muara sungai di sebelah timur, jadi wajar saja kalau di musim tertentu di sini banyak sampah yang mungkin terbawa arus sungai dan terdampar ke pantai. Alhasil pantai menjadi kotor dan sangat tidak ramah untuk bermain air, karena bisa saja air yang kotor bercampur dengan sampah banyak bakteri yang ikut hanyut.
Sangat disayangkan, kebiasaan pengunjung yang membuang sampah di area pantai. Lagian para penjual kaki lima kurang tertib jualan di dekat air. Pengunjung juga kurang tertib karena bawa makanan ke bibir pantai tepat pada area sapuan air. Buang sampah ya jadi terasa nikmat, tinggal lempar. Tanpa mereka sadar pantai menjadi kotor. Atas dasar itu saya enggan untuk menyentuh air. Apalah daya saya harus mengawasi keponakan saya yang sedang bermain air. Alhasil basah kuyup juga celana saya terkena deburan ombak. Mana saya tidak membawa baju ganti. Mau tidak mau saya bergegas menuju pasar untuk membeli celana kolor panjang. Rasanya nyaman sekali memakai celana kolor di pantai.
Sepertinya kondisi sampah menjadi highlight utama saya di sini. Jujur, dari pertama datang saya langsung melek mata saking banyaknya sampah. Nampaknya pengunjung enjoy saja dengan kondisi seperti ini. Terbukti situasi saat saya datang sangat ramai pengunjung.
#pasar ikan
Pada akhirnya, kebiasaan kitalah yang merubah kondisi alam itu sendiri. Kenyamanan atas kita semua
wah aku juga dah pernah ke njetis. di sana kami malah makan kepiting tapi abis itu pulangnya alergi biduran hahhaha...njetis dan jatimalang adalah favoritku ni di daerah purworejo
BalasHapusowalah hahaha...maap salah nulis, jatimalang yang purworejo...kalau jetis cilacap..ada nyambung juga kayak yang di gombong pantai ayah 😊
HapusKesadaran orang - orang untuk membuang sampah pada tempatnya masih kurang, apa susahnya membuang sampah pada tempatnya. Apalagi membuang sampah di laut. wah.. paling jengkel lihat orang kek gitu, Merusak alam, kasihan ikan ikan yang makan sampah.
BalasHapusNah betul.. 😁👍
HapusKalau pantai sudah terjamah manusia ya pasti seperti itu kejadiannya, padahal tertulis sebagai khalifah mengatur bumi tapi malah merusaknya....kalau ada bencana Tuhan yang disalahin
BalasHapusapa disekitar kita aja ya bang yang begini ? soalnya dipantai dekat tempat tinggal saya juga begitu bang, walaupun sudah disiapkan tempat sampahnya. dulu pernah ketemu sama bule dari luar, terus liat dia buka bungkus apaan, keliatan dia nyari tempat sampah terus gakada tapi dia gak langsung buang, malah dikantongin bang sampahnya. coba aja dikita kayak gini
BalasHapusAku belum kesampaian mampir ke Pantai Jetis nih. Sebagai penggemar menu ikan, sepertinya aku wajib belanja ikan di pasar ikannya nih. Iya dong, mesti bebas sampah ya pantai dan lingkungan kita supaya lestari dan bersih.
BalasHapussemoga semua pantai kita bersih dari sampah
BalasHapusOrang² biasanya hanya sneng maen di pante saja. Tpi kadang gk peduli dengan kebersihannya, dileme memang
BalasHapusSmoga kita sebagai manusia bisa menghargai pemberian pencipta. Misalnya pantai jetis.
BalasHapusSedihnya buang sampah sembarangan sudah jadi kebiasaan.
BalasHapusPengen banget lihat sungai dan laut bisa bersih kembali.
Kalau lingkungan bersih padahal manusianya juga yang untung.
Semoga kita bisa lebih perhatian dengan kebersihan lingkungan alam.
betul mas, rasanya jadi males mau ke tempat rekreasi kalu tempatnya banyak sampah berserakan. mengurangi nilai estetis
Hapus