Lelah juga ya menjadi blogger. Harus konsisten memikirkan konten sebisa mungkin. Kalau tidak, blog bisa berdebu hingga terbengkalai. Maklum, belum bisa eksplorasi lagi. Gagal terus karena keterbatasan waktu. Jadi, saya ingin berbagi pengalaman out of topic travelling. Lagipula, blog ini belum saya ubah ke niche traveling sepenuhnya.
Kian hari perkembangan teknologi semakin pesat. Salah satunya di bidang keuangan. Kegiatan transaksi sudah mulai beralih menggunakan transaksi digital. Kirim-kirim uang jadi lebih mudah, praktis, dan cepat. Dengan transaksi digital menjadikannya tak perlu repot lagi membawa uang tunai. Apalagi di jaman sekarang, buku tabungan rasanya sudah bukan seperti tabungan lagi, melainkan sudah seperti dompet digital. Hadirnya dompet digital membuat tak ada bedanya antara mobile banking dan dompet digital atau e-wallet.
Transaksi digital seperti transfer antar bank biasanya terdapat biaya admin saat melakukan transfer. Biayanya memang terbilang kecil bagi sebagian orang, tapi tahukah kamu bahwa hal itu termasuk dalam latte factor? Latte Factor adalah istilah yang dicetuskan oleh David Bach. Latte Factor merujuk pada kebiasaan seseorang dalam menghabiskan penghasilan dalam skala kecil tetapi rutin setiap hari. Seperti kebiasaan membeli kopi latte seharga Rp 20.000 jika dikalikan 30 hari maka total pengeluaran hanya untuk membeli kopi adalah Rp 600.000 dalam sebulan. Seperti halnya biaya admin transfer bank. Jika biaya transfer adalah Rp 6.500, dalam sehari melakukan transaksi rata rata 3 kali. Artinya 6.500 x 3 = 19.500, maka dalam sebulan biaya transfer antar bank yang berbeda mencapai 500 ribuan. Waw.
Pengalaman menggunakan aplikasi Flip
Saya ingin menceritakan pengalaman saya menggunakan aplikasi flip. Flip ini hadir sebagai solusi transfer uang antar bank tanpa biaya admin. Kalau bisa menghemat kenapa tidak? lumayan kan untuk beli kebutuhan yang lain. Ketika pertama kali menggunakan flip saya merasa bingung, karena saya pikir flip adalah e-wallet pada umumnya, dan ternyata bukan. Ketika saya telah mendaftarkan akun, saya langsung topup ke flip menggunakan m-banking untuk transfer sejumlah uang. Eh ternyata konsepnya bukan seperti itu. |
Kesan pertama kali, Flip memiliki user interface yang user friendly. Sepertinya user interface flip ini cukup efisien dan tidak terlalu membebani kinerja ponsel. Tanpa hadirnya promo iklan yang mengganggu menjadikan aplikasi flip nyaman untuk digunakan.
Ketika bertransaksi, flip akan melebihkan nominal transaksi. Misalnya transaksi sebesar Rp 100.000,- yang harus ditransfer adalah Rp 100.086,-. Tapi tenang, kelebihan nominal itu fungsinya untuk kemudahan verifikasi transaksi dan akan langsung di kembalikan ke dalam saldo koin flip. Saldo koin ini juga bisa ditarik lagi ke rekening pribadi atau untuk membeli produk digital di flip.
Kebetulan belum pernah coba flip karena belum ada kebutuhan yang mengharuskan sering-sering transfer hehe
BalasHapusSmenagat kaka.. Makasi atas konten yang ini.. Aku juga pengguna flip dan terbantu banget dengan adanya aplikasi ini.. Semagat kakak
BalasHapusluar biasa sih flip ini,
BalasHapusapalagi salah satu founder nya adalah pemuda dari Mirit Kebumen, heuheuheu mantap jiwa lurr
komentarnya dongg...
Jangan lupa centang "Notify me" / "Beri tahu saya" biar kamu dapat notif, kalo ada yang balas komentarmu.